Peralatan yang digunakan oleh desainer
grafis adalah akal, mata, tangan, alat-alat tradisional (seperti pensil
atau tinta), dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak
dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan
dalam bentuk visual. Bagaimanapun, alat yang paling penting dan paling
diperlukan dalam desain adalah akal (imajiner). Pikiran yang kritis,
observasional, kuantitif, dan analitik juga dibutuhkan untuk merancang
dan merealisasikan ide tersebut. Pikiran yang kritis, observasional,
kuantitatif dan analitik juga diperlukan untuk mengkomposisi sebuah
desain.Apabila sang pendesain hanya mengikuti sketsa, naskah atau instruksi (yang mungkin disediakan oleh sutradara kreatif) maka tidak bisa disebut sebagai desainer.
Mata dan tangan sering dibantu dengan
penggunaan alat tradisional atau fitur edit gambar digital. Pemilihan
cara mengungkapkan ide yang tepat juga merupakan ketrampilan kunci dalam
karya desain grafis, dan merupakan faktor penentu dalam perwujudan
visualnya.Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta
pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu
generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan
image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah.
Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang (desainer) untuk melihat efek dari layout atau perubahan tipografi
dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk
mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak
ruang. Pada umumnya komputer dianggap sebagai alat yang sangat
diperlukan dalam industri desain grafis. Komputer dan aplikasi perangkat
lunak umumnya dipandang, oleh para profesional kreatif, sebagai alat
produksi yang lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode
tradisional. Akan tetapi, beberapa perancang grafis melanjutkan
penggunaan alat manual dan tradisional dalam berkarya, seperti misalnya
Milton Glaser Ada perdebatan mengenai apakah komputer meningkatkan
proses kreatif dalam desain grafis.
Produksi yang cepat dari komputer
memungkinkan para perancang grafis untuk mengeksplorasi banyak ide
secara cepat dan lebih detail dari yang bisa dicapai dengan kerja
goresan tangan atau potong-tempel pada kertas. Akan tetapi, dihadapkan
pada pilihan yang tak terbatas semacam ini kadangkala tidak menghasilkan
solusi desain yang terbaik dan kadang hanya membuat berputar-putar
tanpa hasil yang jelasIde-ide baru seringkali datang dengan uji coba
pada alat dan metode, baik itu media tradisional maupun digital.
Beberapa perancang grafis professional
mengeksplorasi ide menggunakan pensil di atas kertas untuk menghindari
keterbatasan komputer, memungkinkan mereka berpikir di luar kotak.
Beberapa ide kreatif dari desain grafis diawali serta dikembangkan
bahkan sampai mendekati hasil akhir dalam pikiran, sebelum diterapkan
baik dengan metode tradisional maupun komputer.
Ada juga yang pembentukan visualisasi
terbantu dengan penggunaan komputer dengan kemampuan pembuatan gambar
yang kompleks dan cepat. Seorang perancang grafis bisa juga menggunakan sketsa
untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat tanpa pecah
konsentrasi karena masalah teknis dari perangkat lunak komputer. “Comp”
( istilah dalam desain grafis yang merujuk pada rancangan awal untuk
diajukan pada klien, kependekan dari comprehensive layout), buatan
tangan seringkali dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari sebuah ide desain grafis.
Sketsa
yang berupa thumbnail atau coretan-coretan rancangan kasar pada kertas
bisa juga digunakan untuk menghasilkan ide dalam sebuah proses hybrida
(gabungan antara penggunaan komputer dan goresan tangan). Proses hybrida
semacam ini khususnya berguna pada pembuatan desain logo
di mana masalah teknis dari perangkat lunak seringkali memecahkan
konsentrasi. Proses hybrida juga dipakai untuk membebaskan kreativitas
seseorang dalam pembuatan layout halaman atau pengembangan image.
Seorang perancang grafis tradisional bisa juga mempekerjakan seniman
produksi (production artist) yang mahir menggunakan komputer untuk
mewujudkan ide dari sketsa yang dibuatnya.
Catatan:
Banyak orang mengira Desainer adalah orang yang bisa photoshop, corel, illustrator, flash dan software desain lainnya. Namun mereka lupa bahwa software hanyalah alat kedua bahkan kesekian. Yang terpenting adalah kemampuan berkomunikasi dalam kreasi visual yang dihasilkan dari olah imajinasi. Konsep desain yang tertuang dalam goresan pena terasa hampa jika tanpa makna dan fungsi. Illustrasi terasa hambar tanpa adanya estetika. Dengan alat yang namanya akal pikiran inila kita bisa mengolah karya visual yang bermanfaat, punya fungsi dan punya nilai estetis.
Semoga Anda menikamti artikel ini dan jangan lupa bergabung dengan teman-teman yang lain di Facebook AhliDesain, dan ikuti Twitter saya. Jika Anda menyukai artikel-artikel dari saya jangan lupa untuk memasukkannya dalam subscribe ke ahlidesain RSS Feed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar